Jumat, 03 Desember 2010

Kimia Fisika_ Daya Hantar Listrik

Percobaan I
Daya Hantar Listrik
1.1 Tujuan Perobaan :
Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa.
Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.

Dasar Teori.
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R),
R = ρ l/A
Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm (Ω) , ρ adalah tahanan spesifik atau resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), l adalah panjang dalam cm, dan A luas penampang lintang dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan,
K = 1/ρ
Daya hantar listrik disebut Konduktivitas. Satuannya disingkat Ω-1cm-1. Konduktivitas digunakan untuk pengukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas.
Energi listrik dapat di transfer melalui materi berupa hantaran yang bermuatan listrik yang berwujud arus listrik. Ini berarti bahwa hars terdapat pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa muatan tersebut.
Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam, dapat pula berwujud ion positif dan ion negative seperti dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut elektrolit atau metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionic atau elektrolit. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari baterai, generator atau sumber energy listrik yang lain.
Perpindahan muatan listrik dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat yang meiliki potensial tinggi ke tempat potensial rendah. Didalam suatu larutan, terjadinya arus listrik dikarenakan adanya ion yang bergerak.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
Berat dan muatan ion
Adanya hidrasi
Orientasi atmosfer pelarut
Gaya tarik antar ion
Temperatur
Viskositas
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada:
Jumlah ion yang ada
Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga. Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya berkurang bila temperatur naik.
Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia. Pada pembuatan aquades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.

Larutan elektrolit
Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut (misalnya air) akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam. Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya. Dalam suatu larutan elektrolit bila diberi dua batang elektroda inert dan diberi tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi dalam molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat, : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
Asam lemah, : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
Basa lemah, : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang sukar larut, : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

Daya Hantar Listrik Senyawa Ion
Sebagai contoh dari kegiatan percobaan yang tergolong larutan elektrolit yang berikatan ion adalah garam dapur. Dapatkah Anda membedakan daya hantar listrik untuk garam pada saat kristal, lelehan dan larutan?
Cobalah perhatikan uraian berikut :
NaCl adalah senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam keadaan kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan ion tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan listrik.
Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan.
Reaksi : NaCl (s) + air Na+(aq) + Cl-(aq)






Gambar : Proses pelarutan padatan Kristal

Suatu larutan elektrolit kuat memiliki konduktivitas lebih tinggi dari pada larutan elektrolit lemah. Karena dalam elektrolit kuat, zat elektrolit akan terdisosiasi sempurna menjadi ion-ionnya. Jumlah ion pada suatu larutan juga berpengaruh pada nilai konduktivitas larutan.
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai daya hantar molar larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar.
Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan. Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada konsentrasi tertentu menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Sifat umum dari elektrolit kuat adalah konduktivitas akan berkurang dengan bertambahnya konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah konduktivitas molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai yang rendah pada saat konsentrasi bertambah. Larutan elektrolit kuat mempunyai konduktiviyaslebih tinggi daripada elektrolit lemah, hal ini karena zat elektrolit terdisosiasi secara sempurna didalam larutan, berarti larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik. Penggolongan dengan cara ini juga bergantung pada zat terlarut dari pelarut yang digunakan.

Tabel : perbandingan sifat elektrolit dari senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Jenis Senyawa Padatan Lelehan Larutan (dalam Pelarut Air)
Senyawa ion Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk padatan, ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas. Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk lelehan, ion-ionnya dapat bergerak jauh lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
Senyawa kovalen polar Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena padatannya terdiri dari molekul-molekul netral meskipun bersifat polar Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena lelehannya terdiri dari molekul-molekul netral meski Dapat bergerak lebih bebas Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan molekul-molekulnya dapat terhidrolisis menjadi ion-ion yang Dapat bergerak bebas

Teori disosiasi elektrolit
Arus listrik dihantarkan oleh pergerakan partikel-partikel bermuatan dalam larutan elektrolit. Jumlah partikel adalah 2,3,4….dan seterusnya berkali lipat lebih banyak dari jumlah molekul yang larut.
Untuk menjelaskan fakta tersebut, Arhenius mengemukakan teorinya tentang disosiasi elektrolit bila dilarutkan dalam air maka akan berdisosiasi menjadi atom-atom atau gugus-gugus atom yang bermuatan, yang sesungguhnya merupakan ion-ion yang menghantarkan arus listrik dalam elektolit dengan migrasi. Disosiasi merupakan suatu proses reversible (dapat balik). Derajat disosiasi berbeda-beda menurut tiap pengenceran. Pada larutan yang sangat encer, disosiasi praktis sempurna untuk semua elektrolit.

Manfaat larutan elektrolit
Aki
Sel aki terdiri anoda Pb dan katoda PbO2 dengan larutan elektrolit H2SO4. adanya larutan elektrolit memungkinkan terjadinya reaki kimia yang menghasilkan arus listrik untuk menghidupkan kendaraan.
Air sungai dan air tanah
Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik. Sifat ini digunakan untuk menangkap ikan atau belut di sungai atau di persawahan dengan cara setrum listrik.
Air suling
Merupakan larutan nonelektrolit, karena mengandung ion-ion dalam jumlah yang sangat kecil. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia nonelektrolit.
Cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit. Komponen larutan elektrolit memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan untuk kerja impuls. Orang yang kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) harus mengkonsumsi larutan elektrolit, seperti larutan oralit.




Alat dan Bahan
Alat
Multimeter/ Volmeter 5. Labu takar
Elektroda platina 6. Pipet
Baterai 7. Botol semprot
Beaker gelas 100 ml, 250 ml

Bahan
Aquadest 5. Larutan NaCl 9. NaBr
Minyak tanah 6. NH4OH 10. NH4Cl
Asam asetat 7. HCl 11. NaI
Kristal NaCl 8. NaOH

Prosedur Percobaan
Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa :
Sediakan lima buah beker gelas ukuran 100 ml, kemudian masing-masing diisi 50 ml minyak tanah, Asam Cuka, Aquadest, larutan NaCl dan Kristal NaCl.
Cucilah elektroda dengan HNO3 (1 : 1) kemudian bilas dengan aquadest dan bilas lagi dengan aseton, keringkan dengan kertas tissue atau alat pengering (hati-hati permukaan elektroda sngat tipis dan udah patah).
Celupkan elektroda tersebut kedalam larutan yang akan diamati gunakan klem dan usahakan elektroda tidak menyentuh dasar beker gelass/bejana.
Sebelum pengamatan catatlah suhu percobaan, dan jaga agar suhu percobaan konstan.
Ukurlah daya listrik setiap larutan diatas.
Setelah pengamatan daya hantar, elektroda dicuci kembali seperti langkah

Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektolit ;
Buatlah masing-masing 50 ml larutan dibawah ini dengan konsentrasi 0,00 M; 0,001 M; 0,005 M; 0,01 M; 0,05 M.
Kelompok I : CH3COOH, NH4OH, HCl, NaOH
Kelompok II : NaCl, NaBr, NaI, NH4Cl
Mencuci elektroda (seperti langkah 1-2)
Celukan elektroda ke dalam larutan tersebut.
Amati suhu permukaan.
Ukurlah daya hantar masing-masing larutan. Pengukuran selalu dimulai dari larutan yang paling encer.
Mencuci elektroda (langkah 1 dan 2), bila elektroda tidak digunakan lagi, rendamlah dalam aquadest.

Tugas
Tentukan sifat zat terhadap arus listrik pada percobaan (konduktor atau isolator).
Buatlah grafik daya hantar larutan kelompok 1 dan II Vs konsentrasi.
Tentukan senyawa mana yang merupakan elektrolit kuat dan mana yang elektrolit elektrolit lemah.
Bandingkan daya hantar listrik kation/anion segolongan (antara Cl, Br, I dan antara Na, NH4). Apa komentar anda ?.

soal
Apa yang disebut konduktor dan sebutkan ada berapa jenis serta apa perbedaan masing-masing konduktor tersebut ?
Faktor apa saja yang mempengaruhi daya hantar suatu elektrolit ? jelaskan !
Tentukan perbedaan pengaruh pengenceran pada elektrolit kuat dan lemah !

Data Hasil Pengamatan
Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa
Zat Kimia L = 1/R (Ohm-1)
Minyak Tanah
Asam Cuka
Aquadest
Larutan NaCl
Kristal NaCl

Daya hantar Listrik pada berbagai konsentrasi
Elektrolit kelompok 1
Konsentrasi CH3COOH
L (Ohm-1) NH4OH
L (Ohm-1)
0,001 M
0,005 M
0,01 M
0,05 M

Konsentrasi HCl
L (Ohm-1) NaOH
L (Ohm-1)
0,001 M
0,005 M
0,01 M
0,05 M

Elektrolit Kelompok II
Konsentrasi NaCl
L (Ohm-1) NaBr
L (Ohm-1)
0,001 M
0,005 M
0,01 M
0,05 M


Konsentrasi NaI
L (Ohm-1) NH4Cl
L (Ohm-1)
0,001 M
0,005 M
0,01 M
0,05 M


Tanggal ……………………2011
Asisten Pembimbing



(…………………….)


1.8 Pengolahan Data
Menentukan grafik daya hantar listrik larutan elektrolit pada kelompok I dan II.
Elektrolit Kelompok I
Larutan CH3COOH
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Larutan NH4OH
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Larutan HCl
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Larutan NaOH
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Elektrolit Kelompok II
Larutan NaCl
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Larutan NaBr
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Larutan NaI
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


Larutan NH4Cl
Dimana : X = Konsentrasi.
Y = Daya hantar listrik.
No. X Y XY X2
1
2
3
4



Slope (A) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Intersep (B) = (………………………………………………)/(………………………………………………)

= (…………………………………………………………………………………………………..)/(…………………………………………………………………………………………………...)

= (……………….)/(………………) = …………..

Jadi persamaannya adalah : Y = Ax + B
Y = ………………….
X
Y


1.9 Pembahasan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 
Gambar Alat dan Rangkaian
2.3 Grafik
Larutan CH3COOH 

larutan NH4OH

Larutan HCl


Larutan NaOH

Larutan NaCl

Larutan NaBr

Larutan NaI

Larutan NH4Cl